Garuda Media News

Media Informasi dan Edukasi Masyarakat

LIFESTYLE OPINI PENDIDIKAN

Berikut Tips Parenting Supaya Anak Mampu untuk Selalu Berfikir Kritis !

Berbagi Informasi

Setiap anak terlahir dengan segudang hasrat dan keinginan di dalam dirinya, termasuk hasrat keingintahuan. Hasrat ini sudah muncul sedari seorang bayi lahir ke dunia. Seorang Bayi dalam setiap perkembangannya, menunjukkan betapa dia selalu ingin tau berbagai hal.

Saat dia Ingin tau benda apa yang ada disekitarnya, sehingga dia berusaha meraih benda-benda terdekatnya. Ingin tau bagaimana tekstur benda itu, lalu ia memasukkan kemulutnya, sampai akhirnya seorang bayi menjadi semakin bertumbuh menjadi seorang anak yang kritis, yang selalu bertanya tentang segala hal.

“Kenapa air itu basah ?”

“Kenapa bulan selalu mengikuti kita ?”

Dan mash banyak pertanyaan menarik lainnya.

Hasrat keingintahuan anak, bisa saja tidak tumbuh bahkan semakin berkurang diakibatkan pola asuh dan kebiasaan yang tidak baik, seperti screen time berkepanjangan, kebiasaan tidak memperhatikan, dll.

Tugas kita sebagai orang tua adalah harus merawat hasrat keingintahuan anak, supaya tetap tumbuh subur dalam dirinya.

Anak yang malas belajar, tidak mau mencoba hal baru, tidak banyak bertanya, selalu menerima pernyataan dari orang dewasa tanpa melakukan pengamatan, mudah beralih fokus bahasan, merupakan tanda-tanda bahwa hasrat keingintahuan anak sudah mulai pudar.

Lantas bagaimana cara orang tua atau pendidik menumbuhkan dan merawat  hasrat keingintahuan anak ??

Pertama, suguhkan anak dengan buku buku yang bermutu (living books). Karena buku yang berisi cerita akan lebih disukai anak daripada buku latihan soal.

Kedua, memberi waktu anak berfikir. Banyaknya aktifitas anak di sekolah dan beragam kegiatan anak diluar sekolah akan membuat anak tidak sempat memikirkan kejadian hari itu. Jadi beri waktu anak untuk diam, berfikir, berefleksi secara mandiri, atau melamun saat anak memang sedang ingin melakukannya.

Ketiga, jangan batasi relasi anak dengan ilmu pengetahuan. Terkadang orang tua atau pendidik tidak sadar bahwa ceramah atau penjelasan-penjelasan kita, tidak dibutuhkan anak. Anak lebh suka mengamati sendiri semut yang berderet-deret membawa rumahnya, ketimbang orang tua menjelaskan cara kerja semut yang bergotomg royong. Berilah penjelasan hanya saat anak memintanya.

Keempat, menjadi pemandu yang bijak. Pahamilah karakter anak dan membuat anak merasa nyaman untuk menanyakan segala hal, dan tidak menginterupsi pertanyaan-pertanyaan anak.

Orang tua atau pendidik haruslah selalu peka terhadap anak, kapan anak sedang tidak mood diajak berdiskusi, sedang bingung terhadap sesuatu, sedang membutuhkan bantuan kita, ataupun sedang tidak ingin dibantu. Bounding antar orang tua atau pendidik dengan anak sangat dibutuhkan, sehingga kita mampu membuat anak merasa nyaman untuk bertanya apapun.

Kelima, memantik anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya berfikir. Ajaklah dia untuk berfikir kritis dengan pertanyaan yang memancingnya untuk berfikir, Bukan pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban “iya” atau “tidak”. Pantiklah anak dengan pertanyaan “kenapa ya?”

Keenam, Rutin mengajak anak berjalan-jalan di alam terbuka. Dengan berjalan-jalan ke alam, anak akan banyak disuguhkan hal-hal yang menarik untuk diamati. Hembusan angin yang menggerakkan dedaunan, atau burung-burung yang terbang saat kita mendekat, adalah hal yang membuat anak mampu terlatih mengamati sesuatu dengan fokus dan tidak perlu terburu-buru.

Demikian beberapa hal yang harus orang tua atau pendidik lakukan, supaya hasrat keingintahuan anak tetap tumbuh dan berkembang. Teruslah menjadi cahaya dan teman seperjalanan anak-anak kita.


*Kontributor : Intan Fitri Nur Baiti, S.Fis.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *