Marah Status Ditangguhkan, Rusia akhirnya Keluar dari Dewan HAM PBB !!
Rusia memutuskan keluar dari keanggotaan Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) usai Majelis Umum menangguhkan status keanggotaannya.
Majelis Umum PBB sepakat menangguhkan status keanggotaan Rusia di Dewan HAM sebagai respons atas dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Moskow selama menginvasi Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Gennady Kuzmin, menyampaikan keputusan itu tak lama usai hasil jajak pendapat resolusi penangguhan status Rusia lolos dengan dukungan 93 negara.
Kuzmin menganggap voting tersebut ilegal dan mengatakan negaranya memutuskan keluar dari keanggotaan sesegera mungkin.
“[keputusan status penangguhan Rusia] merupakan langkah yang tak sah dan bermotif politik,” ujar Kuzmin dikutip Reuters pada Jumat (8/4).
Sementara itu, Ukraina menanggapi dengan sinis keputusan Rusia.
“Anda tak mengajukan pengunduran diri ketika Anda sudah dipecat,” ucap Duta Besar Ukraina di PBB, Sergiy Kyslytysya, kepada reporter.
Pada Kamis (7/4), Majelis Umum PBB menggelar jajak pendapat untuk menentukan penangguhan sementara status keanggotaan Rusia di Dewan HAM PBB.
Menurut laporan PBB, sebanyak 93 dari 193 negara anggota Dewan HAM mendukung resolusi itu, 58 suara abstain, dan yang menentang tercatat 24 negara.
Sejumlah negara yang mendukung resolusi tersebut yakni sekutu AS, Filipina, Georgia, Myanmar serta yang lain.
Adapun yang menolak resolusi itu di antaranya Rusia, China, Kuba, Kore Utara, Iran, Suriah, dan Vietnam.
“Mereka yang abstain termasuk India, Brasil, Afrika Selatan, Meksiko, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Qatar, Kuwait, Iraq, Pakistan, Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Kamboja,” demikian menurut laporan PBB di situs resminya.
Keputusan penangguhan Rusia sebagai anggota Dewan HAM PBB diambil menyusul laporan pelanggaran HAM berat dan sistematis yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, terutama di Bucha.
Pekan lalu, pemerintah Ukraina melaporkan menemukan ratusan mayat di sekitar ibu kota Kyiv, termasuk Bucha. Foto-foto dan video itu beredar di media sosial.
Pemerintahan Kyiv dan negara Barat ramai-ramai menuduh pasukan Rusia membantai orang-orang itu. Namun, Moskow membantah dan balik menuding foto dan video itu merupakan propaganda AS.