Para ahli telah mengingatkan orang tua untuk memperingatkan anak-anak mereka tentang kebiasaan bermain media sosial.
Sebab, media sosial dapat memengaruhi kebiasaan remaja di dunia nyata. Salah satunya kebiasaan merokok elektrik atau vaping.
Data mencatat jumlah anak-anak yang vaping meningkat dan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat, telah menjadi pengaruh utamanya.
“Vape sekali pakai yang telah melonjak popularitasnya selama setahun terakhir adalah produk berukuran sakit berwarna cerah dengan rasa manis,” kata kepala eksekutif Action on Smoking and Health (ASH), Deborah Arnott, dilansir The Sun.
Para ahli melihat kasus peningkatannya di Inggris, yang mana lonjakannya dari 7 persen pada 2013 menjadi 29 persen pada 2022 untuk remaja usia 16 hingga 17 tahun.
Sementara bagi mereka yang berusia 18 tahun, peningkatannya 9 persen menjadi 41 persen.
Mereka yang ikut dalam survei tersebut mengatakan bahwa media sosial memiliki peran besar dalam memengaruhi kebiasaan ini.
Sebanyak 56 persen dari jumlah peserta (total 2.613 dari usia 11 hingga 17 tahun) mengetahui promosi rokok elektrik, dna TikTok paling sering disebut sebagai sumbernya (dikutip dari 45 persen peserta survei).
Sebanyak 31 persen peserta menyebut Instagram dan 22 persen mengatakan SnapChat.
Ketika berbicara tentang alasannya, peserta survei mengatakan bahwa mereka hanya ingin mencobanya.
“Platform media sosial seharusnya memiliki kebijakan untuk mencegah promosi vape kepada anak-anak, tetapi mereka tidak berbuat banyak untuk menegakkannya,” kepala eksekutif Asosiasi Perdagangan Vape Inggris Independen (IBVTA), Gillian Golden.
ASH juga menyerukan tindakan untuk mencegah anak-anak di bawah umur membeli vape.
“Banjirnya promosi vaping yang glamor di media sosial, khususnya TikTok, sama sekali tidak pantas dan mereka harus mematikannya,” tandas Arnott.