Garuda Media News

Media Informasi dan Edukasi Masyarakat

OPINI PENDIDIKAN

Mendidik Anak dengan Hati : Kenali Anak sebagai Peribadi yang Utuh

Berbagi Informasi

Membesarkan anak dengan cinta yang utuh dan penuh kasih sayang, pastilah harapan setiap orang tua. Namun tentu saja, pengasuhan berdasar cinta saja tidak cukup, setiap orang tua memerlukan ilmu untuk menyalurkan cintanya. Hadirnya anak di tengah keluarga mengharuskan orang tua berbenah diri dan belajar menjadi pendidik yang baik, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan setiap keluarga.

Satu pertanyaan mendasar tentang pendidikan yang harus dijawab dan dipahami orang tua, adalah “Manusia itu apa ?”

Sebagaian orang menganggap, Manusia hanyalah seonggok daging, karena itu fisiknya harus diurus. Ada pula anggapan bahwa manusia hanyalah ember atau kertas kosong, sehingga bebas diisi apa saja dan sekehendak hati kita. Selain itu, ada pula yang beranggapan  bahwa manusia itu seperti pohon yang bisa dibentuk atau dibonsai seperti apa yang diinginkan. Padahal, Manusia adalah makhluk spiritul, makhluk tuhan yang mempunyai akal budi.

Lantas bagaimana kita memandang anak?

Anak adalah seorang manusia, dia adalah pribadi yang utuh “Children are born person”, Sama halnya orang dewasa, anak-anak juga mempunyai kehandak, naluri, dan segala hal yang dipunyai oleh setiap jiwa.

Apakah kita senang, saat apa yang kita ungkapkan tidak di dengar??, Apakah kita langsung mau dan menurut saat ada orang lain yang menasehati sesuatu??, Bukanlah juga muncul naluri berteriak kepada orang yang meneriaki kita.

Sama halnya seperti anak yang terkadang tidak selalu menurut saat orng tua meminta sesuatu. Misalnya : “Nak.. jalan pelan-pelan saja, tidak lari ..Kemudian anak tetap saja berlari kesana kemari”, Hal itu membuktikan bahwa anak adalah pribadi yang utuh.

Secara fisik, tubuhnya memang kecil dan kemampuannya pun berkembang secara bertahap. Namun yang harus diingat, anak adalah pribadi yang utuh. Tidaklah bijak jika orang tua menanggap dirinya selalu benar tanpa menghiraukan apa yang anak utarakan. Tidak juga dibenarkan jika orang tua memaksakan apa yang dikehendakinya tanpa mempertimbangkan apa yang anak inginkan.

Hadirnya anak ditengah keluarga mengharuskan orang tua juga selalu bertumbuh, berfikir, berbenah, dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan selalu menuntut anak menjadi apa yang orang tua inginkan, tetapi alagkah lebih baik bersama-sama untuk bertumbuh bersamanya “raising children, raising ourselves”.


*Kontributor : Intan Fitri Nur Baiti, S.Fis. (Owner Fisio Care)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *