Garuda Media News

Media Informasi dan Edukasi Masyarakat

OPINI PENDIDIKAN

Habit is Natures : Latih dan Jadikan Anak Menjadi Tuan atas Dirinya Sendiri

Berbagi Informasi

Dalam buku Home Education “Habit is ten natures” yang ditulis oleh charlotte mason di katakan bahwa “Anak terlahir dengan kodrat bawaan termasuk potensi genetik dari orang tua dan hasrat alami sebagai manusia. Kodrat bawaan ini bagaikan kuda liar yang jika tidak dijinakkan, bisa menyepak dan menginjak injak pemiliknya”.

Oleh karenanya setiap anak harus mampu mengendalikan diri melawan hasrat dan keinginan negatifnya. Namun, kemampuan anak dalam pengendalian diri masih sangat lemah, mereka seringkali menyerah pada impuls atau keinginannya. Sehingga, setiap orang tua harus membantu anak melawan impuls supaya anak mampu menjadi tuan atas diri mereka sendiri, bukan terbawa mengikuti hasrat dan keinginannya semata.

Kemampuan anak melawan impuls ini tidak hadir secara tiba-tiba, anak membutuhkan latihan terus menerus hingga saat dewasa kelak. Cara paling baik dalam melatih kemampuan anak melawan hasrat atau keinginannya, adalah dengan melatihkan satu dami satu kebiasaan-kebiasaan baik dalam kesehariannya.

Dalam menerapkan kebiasaan baik pada anak, hal yang paling penting adalah otoritas orang tua dan prinsip keluarga sebagai landasan pembuatan aturan. Orang tua harus yakin bahwa Tuhan Sang Pencipta mewajibkan anak untuk patuh pada orang tuanya. Dan percayalah bahwa hasrat patuh dalam diri setiap anak memang ada. Dengan begitu, setiap orang tua harus percayan diri bahwa ia memiliki kuasa atas anaknya.

Selain rasa percaya diri akan otoritasnya, setiap keluarga harus memiliki prinsip. Prinsip merupakan pegangan, pedoman, sesuatu yang tidak bisa dinego, yang berjalan secara alami. Prinsip bukan hanya apa yang kita keluarkan dari mulut, namun prinsip akan menghasilkan tindakan. Jika kita menyakini suatu hal adalah prinsip, maka kita harus benar-benar memahami prinsip tersebut dan melakukan tindakan yang selaras dengannya. Kesepakatan antara ayah dan ibu dalam menetapkan prinsip keluarga sangatlah penting sehingga aturan yang ditetapkan dalam keluarga menjadi jelas.

Sebagai contoh : keluarga A memiliki prinsip bahwa bangun pagi sangatlah penting. Maka keluarga tersebut akan melatihkan kebiasaan bagun pagi pada anak-anaknya. Aturan yang ditetapkan adalah anak wajib bangun pagi jam 05.00. Dengan aturan dan sosialisai pada anak yang jelas dan rinci terkait hal hal yang berkaitan dengan aturan, seperti tindakan orang tua jika anak menolak bangun, dll.

Maka ayah dan ibu akan mengawal aturan tersebut terlaksana setiap hari. Semalas apapun anak untuk bagun di jam tersebut, karena sudah menjadi aturan, maka orang tua harus harus memastikan si anak melaksanakannya. Sikap orang tua saat mengawal anak melaksanakan kebiasan yang sedang dilatihkan haruslah kalem tanpa marah-marah namun tetap tegas, dan hindarilah menjadi orang tua yang punitif / suka menghukum, misalnya ibu bicara pada anaknya “besok, kalo kamu tidak bagun jam 05.00, kamu tidak akan dapat uang jajan”.

Menurut saya, dari pada orang tua menetapkan hukuman, lebih baik orang tua berfokus mengawal dan membantu anak melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan. Karena tujuan orang tua adalah melatihkan kebiasaan baik, yang diharapkan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi prinsip dalam hidupnya. Dimana anak melakukan tindakan / kebiasaan baik tanpa paksaan atau takut akan hukuman, tapi memang kebiasaan itu dilakukan karna kemauannya sendri.

Satu hal lagi yang juga sangat penting dalam melatihkan kebiasan baik pada anak adalah contoh orang tua. Sadar atau tidak sadar sebagai orang tua kita tengah melatihkan kebiasaan kebiasan pada anak baik itu kebiasaan baik ataupun kebiasaan buruk.

Membangun kebiasaan baik pada anak memang tidak mudah. Butuh konsistensi, energi, waktu, dll. Namun percayalah lebih baik bersusah dan menangis saat ini dari pada kelak kita yang akan menangis melihat anak-anak tumbuh tanpa dibekali kebiasan baik. Melatihkan kebiasan bagaikan menyusun ruas-ruas rel. Apabila rel telah mapan, anak akan mampu melaju dengan kecepatan penuh untuk menuju cita cita.


*Kontributor : Intan Fitri Nur Baiti, S.Fis. (Owner Fisio Care)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *