Pada Hari Buku Anak Sedunia, yang Diperingati setiap tanggal 2 April di tiap tahunnya. Fahmi Hakam menyampaikan dukungannya terhadap program atau kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan minat baca anak, serta mempermudah akses anak-anak dalam mendapatkan fasilitas buku yang layak (02/04/2023).

Dia menyampaikan keprihatinannya, karena Menurut Laporan Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia menjadi bagian dari 10 Negara yang memiliki tingkat Literasi terendah di Dunia.

“Angka Literasi Masyarakat yang Rendah, Mengakibatkan berkembangnya budaya yang buruk di tengah masyarakat kita, seperti : Mudah mempercayai informasi yg tidak jelas, Cepat menyimpulkan sesuatu sebelum memahami konteks isi beritanya dan Hoax yang masih tumbuh subur, serta sangat digemari oleh masyarakat kita”, ungkap Fahmi.

Fahmi yang Merupakan Akademisi dan Politisi Muda Partai Gelora Indonesia, Beberapa Waktu Lalu Berkesempatan Berkunjung ke Rumah Baca Mutiara Hati, (Genjeng, Weru, Sukoharjo). Disana dia berdiskusi terkait Program-program rumah baca dan dia juga mengapresiasi, serta akan terus mendukung program rumah baca tersebut.

Dia Menyampaikan, bahwa “Rumah Baca ini Diinisiasi oleh orang-orang Hebat dan Memiliki kepedulian terhadap masa depan anak-anak disekitarnya. Rumah baca ini memiliki program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan minat baca anak , untuk mengurangi penggunaan gadget dan tentunya dengan tingginya minat membaca akan semakin meningkatkan wawasan mereka”.

“Dengan membaca atau dibacakan cerita, anak dapat mengenal dan memperkaya pebendaharaan kata. Membaca sejak dini juga melatih anak untuk berkonsentrasi, menambah wawasan dan mendorong mereka berfikir kritis. Ini modal besar bagi anak untuk belajar di masa mendatang”, tambahnya.

“Ingat,, Luasnya wawasan pengetahuan suatu Bangsa berkaitan erat dengan kemajuan yang dicapai bangsa itu di berbagai bidang., Korelasi ini tercermin dari minat dan budaya membaca yang kuat dari warga negara-negara yg memiliki indeks literasi tertinggi di dunia”, Pungkas Fahmi.