Garuda Media News

Media Informasi dan Edukasi Masyarakat

NEWS POLITIK SOSIAL

Di HUT ke-4 Partai Gelora, Neno Warisman sebagai Kader Baru, Siap untuk Menangkan Prabowo-Gibran

Berbagi Informasi

JAKARTA – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia merayakan HUT ke-4 secara sederhana yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2023.

Peringatan digelar secara daring pada Sabtu (28/10/2023) malam, diikuti oleh seluruh pengurus dan fungsionaris DPN, MPN, DPW dan DPD Partai Gelora se-Indonesia.

HUT ke-4 yang mengambil tema “Muda, Bergelora dan Berdaya” ini digelar dengan konsep nonton bareng (nobar) yang diikuti oleh para generasi muda Partai Gelora.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Mahfud Sidik menyampaikan alasan, mengapa memilih tema “Muda, Bergelora dan Berdaya” dalam HUT ke-4 ini.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah dalam kesempatan ini, membacakan Manifesto Politik Partai Gelora Indonesia.

Sementara Ketua Umum Partai Gelora menyampaikan pidato politik menanggapi manifesto politik yang dibacakan Fahri Hamzah, serta pandangannya terhadap peran generasi muda dalam situasi krisis sekarang.

Dalam kesempatan ini, Partai Gelora juga memperkenalkan kader baru, yakni Siti Widoretno, yang akrab dipanggil Neno Warisman atau Bunda Neno.

Neno Warisman diusung sebagai calon anggota legislatif Partai Gelora daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur III meliputi wilayah Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso.

Deklaralator gerakan #2019GantiPresiden ini siap memenangkan pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Dalam HUT ke-4 ini, Partai Gelora mendapatkan ucapan selamat secara khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) berpasangan dengan capres Prabowo Subianto.

Presiden Jokowi dalam videonya, berharap pada Partai Gelora memberikan kesegaran dalam perpolitikan nasional dengan menyajikan narasi-narasi baru dan gagasan konstruktif untuk kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

“Mari membangun budaya politik yang menjaga persatuan demi kemajuan bangsa. Selamat ulang tahun keempat kepada ketua umum, jajaran pengurus dan seluruh keluarga besar Partai Gelora dimanapun berada,” kata Jokowi.

Harapan senada juga disampaikan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam video ucapan selamat HUT ke-4 Partai Gelora.

Gibran juga berharap agar Partai Gelora menjadi bagian dari demokrasi di Indonesia yang menyenangkan, menyatukan semua perbedaan atas nama bangsa Indonesia.

“Selamat ulang tahun Partai Gelora, di tahun keempat ini terus tumbuh menjadi bagian dari demokrasi di Indonesia yang menyenangkan, politik narasi optimisme sebagaimana spirit sumpah pemuda. Yakni menyatukan semua perbedaan atas nama bangsa indonesia. Sekali lagi selamat ulang tahun untuk Partai Gelora,” kata Gibran.

Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik mengatakan, pemilihan tema “Muda, Bergelora dan Berdaya” menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, karena memang Partai Gelora didirikan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, tepatnya pada 28 Oktober 2019.

“Kita ingin mengambil spirit perjuangan orang-orang muda untuk mewujudkan NKRI. Kita ingin menghidupkan dan menguatkan lagi semangat perjuangan orang-orang muda menjelang Pemilu 2024 nanti,” katanya.

Hal ini penting dilakukan, karena 13.800 caleg Partai Gelora berusia muda, 65 persen diantaranya berusia di bawah 40 tahun. Upaya tersebut, mendapatkan sambutan positif dari publik, yang beperan generasi muda untuk ikut mewarnai perpolitikan Indonesia.

“Ketika mendukung capres Prabowo Subianto, kemudian kita menemukan satu takdir sejarah, bahwa cawapresnya adalah orang muda. Ketika banyak orang menyerang, kita nggak boleh main-main, apalagi uji coba dengan calon muda, karena tidak akan mampu. Justru ini memberikan keyakinan kita, bahwa inilah saatnya orang muda memimpin Indonesia,” tegas Mahfuz.

Neno Warisman mengatakan, masa depan Indonesia adalah milik anak muda sekarang, bukan orang tua, sehingga perlu diberikan ruang lebih agar mereka berperan. Sebab, anak muda memiliki kemampuan melampaui orang tua.

“Saya banyak belajar dari putra-putri saya yang milenial. Saya jadi tahu, bahwa anak muda ini bukan punya orang tua, tapi punya anak muda sendiri. Berikan kepercayaan kepada anak muda, sebab mereka jauh melampaui kita-kita yang sudah tua ini,” kata Neno Warisman.

Pada kesempatan ini Neno Warisman membacakan puisi bertema “Cinta” dalam rangka memperingati HUT ke-4 dan Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023. Dalam puisi ini, Neno Warisman menyidir, soal peran anak muda kerap dikangkangi oleh pertarungan politik, dimana suaranya hanya diperebutkan, tetapi tidak diberikan peran

“Kekasihku, oh kekasihku, oh kekasihku, ini cinta 1460 hari yang indah kekasihku. Saat kau meminta menulis puisi dari kisah cinta di 1460 hari kita … Kita akan tetap saling menyentak, aku biru dan kau merah putih. Aku mencintaimu kekasihku, 278 juta mata dan hati 278 juta mulut yang lapar, 278 juta yang terlanjur hidup tanpa peta jalan yang benar. 278 juta yang hidup dalam rasa takut yang takut dan tak memiliki narasi besar yang seharusnya dimiliki, kau dianggap hanya angka dan diperebutkan,” ujar Neno.

Sementara itu, Wakil Ketua Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, Hari Sumpah Pemuda adalah salah satu hari terpenting di antara hari-hari penting bangsa Indonesia, yakni pergerakan anak-anak muda yang berkumpul dan mengambil kesimpulan, bahwa bangsa ini harus merdeka suatu hari.

“Peran anak muda dalam Sumpah Pemuda ini menjadi diskusi panjang berdirinya Partai Gelora dengan mendengarkan pikiran-pikiran yang berkembang di tengah masyarakat mengambil keputusan dan bersepakat. Anak-anak muda 90 dan 95 melahirkan Partai Gelora,” kata Fahri.

Kemudian para pendiri Partai Gelora, kata Fahri, membuat manisfeto politik yang memberi kesadaran mengenai dinamika situasi geopolitik dan perkembangan bangsa kita saat ini.

“Manifesto ini merupakan kesadaran dan renungan yang luar biasa dalamnya terhadap situasi dunia, pembacaan terhadap dinamika geopolitik dan perkembangan bangsa kita. Lalu, manifesto itu kita ditulis dalam satu lembaran putih, hanya satu lembar, satu halaman,” ujarnya.

Manifesto itu, lanjutnya, menyampaikan hikmah atau pemikiran kebangsaan terhadap peristiwa penting yang terjadi hari ini, ketika dunia diterpa krisis dan perang yang sudah diprediksi bakal terjadi dalam Manisfeto Politik Partai Gelora.

“Ini kebanggan buat kamu, bahwa sebuah teks yang ditulis 4 tahun yang lalu, bisa menerawang masa depan secara begitu akurat dan berani. Sehingga mudah-mudahan kita doakan teks ini juga suatu hari akan dirayakan seperti lahirnya teks-teks besar dalam sejarah bangsa Indonesia,” tegas Fahri.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengatakan, manifesto politik yang dibacakan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah dimaksudkan untuk menyertai dua peristiwa penting yang terjadi sekarang ini.

Yakni pertama deklarasi calon presiden dan calon wakil presiden sejak tanggal 19-25 Oktober lalu. Kedua adalah perang Palestina-Israel, yang bisa memicu perang kawasan dan perang dunia ketiga, serta krisis global.

“Sebenarnya kita ingin menegaskan diri kita sebagai perawi masa depan, yaitu Partai Gelora. Krisis global yang akan berlangsung secara sistemik, multidimensi dan berlarut yang akan berlangsung dalam waktu yang lama satu persatu, dari apa yang kita prediksi itu sekarang mulai terbukti,” kata Anis Matta.

Perang Rusia-Ukraina dan perang Palestina-Israel, kata Anis Matta, sudah diprediksi akan terjadi bertepatan dengan pelaksanan Pemilu 2024.

“Ini alasan kita lahir, kita ingin menjadi jawaban dari krisis itu dan mengantarkan bangsa Indonesia mengubah sumber ketakutannya dari kemungkinan menjadi korban sia-sia akibat krisis global yang terjadi menjadi sumber harapannya yang paling besar untuk menjadikan tantangan itu sebagai peluang. Menjadi kekuatan super power baru, itu yang kita tuliskan di dalam manisfesto,” katanya.

Anis Matta mengungkapkan, hal ini sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi pada masa pemerintahannya yang kedua, bahwa dunia akan dilanda krisis global.

“Sekarang satu persatu dari prediksi itu mulai menjadi kenyataan. Kita ada dalam ancaman perang global yang benar-benar bisa menjadi peran dunia ketiga dalam bentuknya yang paling mengerikan,” katanya lagi menegaskan.

Karena itu, ketika pasangan Prabowo-Gibran nanti terpilih sebagai presiden dan wakil presiden di 2024, situasi global akan jauh lebih sulit dari pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua.

“Jadi generasi muda sekarang, generasi Z yang sekarang berumur diantara 17 sampai ke 22 tahun, kira-kira 20 tahun yang akan datang akan berumur 40 tahun, sebagian besar hidup mereka akan ada di tengah puncak dari krisis global,” ujarnya.

Atas dasar itu, Partai Gelora memilih Prabowo-Gibran agar pemimpin yang terpilih memahami geopolitik, karena jumlah penduduk juga didominasi anak muda, sehingga harus memiliki kemampuan untuk memikul beban lebih dalam menghadapi tantangan besar tersebut.

“Jadi Pak Prabowo dan Mas Gibran itu, adalah jawaban dari krisis yang sekarang berlangsung. Ini prioritas kita untuk menghadapi semua ancaman disintegrasi dalam negeri caranya adalah memperkuat konsolidasi elite. Konsolidasi elite bisa kita lakukan manakala, kita memperkuat dan melanjutkan rekonsiliasi yang sekarang ini, yaitu rekonsiliasi yang sudah dilakukan antara Presiden Jokowi dan Pak Prabowo,” pungkasnya.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *