Dirut PNM Optimistis, Bahwa Sektor Ultra Mikro akan Tahan Resesi pada 2023
Ekonomi global diprediksi masih berlanjut mendekati kondisi suram di 2023. Bahkan, International Monetary Fund (IMF) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari yang semula dapat tumbuh sebesar 3,8%, kini hanya menjadi 2,7%.
Kondisi tersebut terjadi akibat lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik. Rumitnya masalah ekonomi global tersebut berdampak pada ancaman resesi global yang kian nyata.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi optimistis dalam menghadapi ancaman resesi global. Dia meyakini sektor ultra mikro nasional masih tetap tangguh. Ini tercermin dari penyaluran pembiyaan PNM yang masih tumbuh baik di masa Pandemi Covid-19.
“Belajar dari pandemi kemarin, justru pertumbuhan kami meningkat di saat sektor lain terdampak atau slow down,” tutur Arief dalam Media Gathering yang diselenggarakan di Menara PNM, Kuningan, Jakarta Selatan pada Jumat, (11/11/2022).
Walaupun resesi juga dapat berdampak langsung ke masyarakat, Arief optimistis pelaku usaha mikro akan tetap kuat karena memiliki daya tahan yang tinggi.
“Kami tumbuh karena yang kami dampingi dan biayai adalah masyarakat dan pelaku usaha ultra mikro yang dia untuk survive hidup ya harus berusaha,” ucap Arief.
Sebagai informasi, perusahaan pembiayaan ultra mikro menargetkan dapat menyalurkan kredit untuk usaha mikro kecil (UMK) senilai Rp70 triliun di 2023. Target tersebut tumbuh sekitar 11,11% dibandingkan dengan tahun ini Rp63 triliun.
Sementara itu, realisasi penyaluran pembiayaan di hingga 11 November 2022 sudah tembus hingga Rp52,29 triliun dengan NPL (Non Performin Loan) di kisaran 0,59%. Angka ini mencapai 82,53% dari target yang ditetapkan.